Embun Penyejuk K.H. Hasan Abdullah Sahal (Pimpinan Ponpes Gontor)

  1. kh-hasan-abdullah-sahal
    1. Kaya itu penting, tapi jangan yang penting kaya;
    ” yang penting kaya.” bisa menghalalkan segala cara. Maka kalau bisa, orang itu kaya dan sehat.
    Sehat itu penting, karena maksiat saja
    perlu sehat, apalagi ketaatan dan kebaikan perlu kesehatan.
    Berusahalah jadi orang kuat.
  2. Hidup itu nikmat dan indah, maka nikmatilah keindahan hidup.
    Yang membuat tidak nikmat itu manusianya.
    Allah sudah menjadikan semuanya indah di dunia ini.
    “Dia-lah yang membuat indah segala sesuatu yang Dia ciptakan” (Qs. [32]: 7)
  3. Keindahan dan kenikmatan,
    bagi seorang guru yaitu murid;
    bagi suami adalah istri;
    bagi orang tua adalah anak;
    bagi pemimpin adalah rakyat, dst.
    Ini surga kita:
    guru punya murid, murid punya guru, itu surga.
    Bayangkan murid tidak punya guru, atau
    guru tidak punya murid.
    Dokter tidak punya pasien, pasien tidak punya dokter.
  4. Guru bukan sekedar mengajar ilmu,
    tapi juga mengajar kehidupan.
    Kiai yg bener itu ada di pondok 24 jam, 7 hari seminggu, 31 hari sebulan, dst;
    pesantren tidak boleh jadi sambilan,
    mendidik dan mengajar tidak boleh hanya sambilan.
    Harus totalitas; tenaga, pikiran, hati, dan keikhlasan.
  5. Kita syukuri kenikmatan ini,
    dan kita nikmati kesyukuran ini.
    Jangan sampai kenikmatan kita
    disyukuri orang lain,
    atau kesyukuran kita orang
    lain yg menikmati.
    Ramadhan dan Idul Fitri, itu
    kesyukuran dan kenikmatan kita, jangan sampe malah orang2 nasrani, yahudi, kapitalis, komunis, dll yang menikmati.
  6. Memberi sedekah saat2 sulit itu bagus, mulia.
    Memberi sedekah saat lapang itu biasa.
    Ingat hadis Rasul: “juhdul muqill”,
    kerja kerasnya orang yg serba terbatas;
    maka keterbatasan diri tidak boleh membuat orang tidak berbuat kebaikan.
  7. Maka, jangan sampai jadi manusia
    yang tidak punya prestasi.
    Berprestasilah,
    dan harus punya keunggulan.
    Berprestasilah dlm kebaikan, kemakrufan dan kebenaran.
  8. Di pondok ini semangatnya adalah
    kebersamaan untuk memberi,
    bukan kebersamaan untuk bagi-bagi.
    Ingat, dlm berjuang dan berjihad jangan berpikir dapat apa, berapa…., itu sampah2 perjuangan.
  9. Di pondok ini kita tanamkan bom, yaitu bom spiritual, bukan bom kimiawi.
    Kita didik santri2 ini menjadi bom spiritual, untuk mengebom sesuatu yg tidak benar, kemungkaran dan kemunduran.
  10. Tiap orang punya aib,
    tiap lembaga punya kekurangan.
    Boleh membaca aib orang,
    tapi jangan membacakannya !!
    Bedakan antara membaca dan membacakan.
    Suasana sekarang ini semrawut, karena saling membacakan aib orang lain.
  11. Ulama yg mempertahankan harga diri dan meninggalkan persatuan umat,
    menjauhi ukhuwah Islamiyah,
    tidak usah diikuti, itu ulama palsu.
    Dan bila Umat ditinggalkan itu ulama itu pahit, tapi
    lebih pahit lagi kalau ulama ditinggalkan umat.

Lanjutkan membaca “Embun Penyejuk K.H. Hasan Abdullah Sahal (Pimpinan Ponpes Gontor)”

SEINDAH-INDAH POLIGAMI

===================
( Aku dan Tiga “Istriku”)

Ketika poligami menjadi sesuatu yang menakut kan, kami sudah menjalaninya dengan menyenangkan.

Aku dikaruniai 3 “istri” yang sangat mendukung perjuanganku.

Ketiga istriku saling bersinergi menghadirkan
surga di dunia ini menuju surga sebenarnya nanti.

Aku menikahi “istri” pertamaku pada saat usiaku masih sangat
belia.

Aku jatuh hati pada pandangan pertama.

Tak perlu waktu lama untuk memproses pernikahanku. Istri pertamaku sangat sayang kepadaku, ia selalu menuntun dan membimbingku setiap aku ditimpa masalah dalam hidup.

Aku tak akan pernah kehilangan cinta kepadanya.

Istri pertamakulah yang menunjukkan aku pada calon “istri” keduaku.

Aku banyak mengetahui dia dari istri pertamaku itu. Begitu banyak hal yang menarik yang ditunjukkan calon istri keduaku itu, maka tak perlu waktu lama, akupun segera menikahinya.

Aku begitu bersemangat bergairah hidup bersama keduanya. Tak berhenti sampai disini kebahagiaanku.

Kedua istriku itu membujukku untuk segera memperistri seorang akhwat shalihah yang aku sendiri belum pernah mengenal dia sebelumnya, kecuali dari selembar biodata dan sedikit informasi dari sahabat dan keluarganya.

Bahkan usiaku belum genap 22 tahun saat itu. Tapi karena aku sudah sangat percaya kepada kedua istriku itu, maka dengan mengucap bismillah aku menikahi istri ketigaku.

Alhamdulillah lengkap sudah kebahagiaanku, apalagi di kemudian hari dari rahimnya Terlahir 5 orang anak yang lucu-lucu.. ( Aisyah maharani, ahmad rasyid dan aya shofia )

Tapi dibanding yang lainnya, istri ketiga ini paling Banyak Berkorban..

Demi kedua istriku sebelumnya, dia lebih banyak mengalah untuk
memberiku waktu lebih banyak bersama mereka.

Dia sudah tahu bahwa aku menikahi istri pertama dan kedua atas dasar cinta, tapi aku menikahi istri ketigaku atas dasar cintaku pada kedua istriku pertamaku itu.

Cinta itu baru tumbuh belakangan, setelah kutahu bahwa dia begitu cinta kepadaku.

Istriku ketigaku pun sangat hormat, cinta dan sayang kepada dua istri pertamaku.

“Istri” pertamaku bernama Ilmu, dia begitu bercahaya dihatiku.

“Istri” keduaku bernama Dakwah, ia begitu menginspirasi gerak kehidupanku.

“Dan istri ketigaku itulah istriku sebenarnya, yang rela menikah denganku atas bimbingan Ilmu dan Dakwah .

Semoga cinta ini kekal hingga ke surga. “Ya Allah, ini adalah pembagianku dalam hal-hal yang aku miliki. Maka janganlah Engkau mencelaku pada sesuatu yang tidak aku miliki.”

(HR. Bukhari dalam kitab Fathul Baari Juz 9 hal. 224)

Copas dari sebelah


Repost kiriman Ust. Abdullah Al-Hadrami hafidzahullah di group WA ملتقى الدعاة الى الل

AIR MATA KHOSYYAH

  • Wahai Saudaraku, Karena Apa Air Mata Ini Menetes…? *

Menangis bukan hanya sekedar naluri manusiawi yang Allah berikan kepada manusia, tapi ia akan menjadi karunia yang sangat besar dari-Nya jika disertai dengan rasa takut, cinta atau berharap kepada-Nya…

Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketakwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan…

Menangis karena Allah terjadi manakala melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk…

Menangis manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabbnya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya…

Menangis karena takut kepada Allah adalah menangis yang paling benar, paling jujur dan paling mulia yang bergetar di dalam jiwa serta penerjemah paling kuat bagi hati yang takut…

Menangis karena takut kepada Allah adalah sifat dari hamba-hamba Allah yang bertaqwa dari para Nabi dan orang-orang shalih serta sifat dari orang-orang yang selalu mengikuti langkah-langkah mereka…

Lihatlah perilaku orang shalih di bawah ini :

Abu Sa’id berkata : “Pada suatu hari, aku melihat Manshur bin Zadzan berwudhu. Usai berwudhu, kedua matanya mengucurkan air mata. Ia menangis terus hingga suaranya semakin keras. Aku berkata kepadanya : “Ada apa denganmu, semoga Allah merahmatimu”. Manshur bin Zadzan berkata : “Adakah sesuatu yang lebih besar dari urusanku ? Aku ingin berdiri di depan Dzat yang tidak tidur dan mengantuk. Tapi aku khawatir Dia memalingkan muka dariku”. Demi Allah, aku menangis karena perkataannya itu” (Shifatu Ash-Shafwah II/12).

Muhammad bin Naahiah berkata :

“Aku shalat shubuh bermakmum di belakang al-Fudhail, dia membaca surat al-Haqqah. Ketika tiba pada bacaan : “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya” (Qs.69:30). Al-Fudhail tidak bisa membendung tangisannya” (Siyar A’laam an-Nubalaa’ VIII/444).

Dari Ali bin Zaid, dia berkata : 

“Suatu malam al-Hasan ada di rumah kami. Pada tengah malam dia menangis. “Wahai Abu Sa’id, semalam engkau telah membuat keluargaku menangis semua”, kataku. Dia berkata : “Wahai Ali, sesungguhnya aku berkata kepada diriku sendiri : “Wahai Hasan, boleh jadi Allah melihatmu karena sebagian musibah yang menimpamu, lalu Dia berfirman : “Berbuatlah sesukamu, karena Aku tidak menerima sedikit pun dari amalmu” (Az-Zuhd no.1608 oleh Imam Ahmad).

Masya Allah, mereka adalah orang yang dekat kepada Allah tapi sangat takut kepada-Nya, lalu bagaimana dengan KITA yang sangat sedikit dalam iman, ilmu dan amal…?

Wahai saudaraku, air mata apakah yang selalu menetes dari mata ini…?

Apakah air mata yang menetes karena kehilangan hal-hal dunia semata…?

Atau air mata yang menetes karena kehilangan harta…?

Atau air mata yang menetes karena harta yang haram…?

Atau air mata yang menetes karena kehilangan kekuasaan…?

Atau air mata yang menetes karena mendapatkan kekuasaan…?

Maka cobalah perhatikan, air mata manakah yang paling sering menetes dari air mata ini…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut dan harap kepada Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena sangat rindu ingin bertemu dengan Rasulullah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena dosa-dosa dan maksiat yang telah dilakukan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut orang tua nantinya diazab Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut akan su’ul khatimah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan alam kubur…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan nasib di akhirat kelak…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan surga dan neraka Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya hilang pahala akhirat…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya waktu yang terbuang sia-sia…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diketahui…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diamalkan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya harta dikeluarkan untuk sedekah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya hadir di majelis taklim…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat tahajjud di malam hari…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat dua raka’at sebelum subuh…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat berjamaah di masjid…?

Pernahkah air mata ini menetes karena melihat penderitaan kaum muslimin di tempat lain…?

Pernah jugakah air mata ini menetes karena takut tidak mendapatkan rahmat dan ridha Allah…?

Renungkanlah wahai saudaraku…!

Menangislah sebelum menyesal, sebab perjalanan sangatlah jauh dan bekal hanya sedikit…!

Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata :

“Menangislah kalian…karena sesungguhnya para penghuni neraka itu menangis padahal tidak ada yang merasa kasihan dengan tangisan mereka, maka menangislah sekarang…karena tangisan kalian saat ini masih dikasihani” (Az-Zuhd no.1101 oleh Imam Ahmad).

Datangilah majelis tangis, yaitu majelis yang mengingatkan akan negeri akhirat, majelis yang dapat menyuburkan iman dan taqwa, majelis yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Allah dan sabda Rasulullah, yang dengan itu semua menyebabkan air mata ini berlinang dan hati ini tunduk, bergetar serta takut kepada-Nya…

Imam Ibnul Jauzi berkata : “Suatu hari aku duduk. Di sekelilingku terdapat lebih dari 10rb orang. Dan tidak ada seorang pun dari mereka kecuali hatinya tergetar dan melembut, hingga air mata mereka mengalir. Aku berkata kepada diriku sendiri : “Bagaimana keadaanmu, jika mereka selamat, tapi engkau sendiri celaka ?”. Lalu ia pun menangis…

Dari al-Mughirah bin Muhawisy, dia pernah bertanya kepada al-Hasan : “Wahai Abu Sa’id, kami sudah bertemu dengan para ulama yang mengingatkan kami dan membuat kami ketakutan, sehingga hampir saja jantung kami berhenti berdetak. Sementara perkataan ulama lain biasa-biasa saja”. Al-Hasan berkata : “Wahai Abdullah, sesungguhnya orang yang membuatmu takut hingga engkau mendapatkan keamanan lebih baik daripada orang yang membuatmu merasa aman hingga kemudian engkau menuai ketakutan” (Az-Zuhd no.1458 oleh Imam Ahmad).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa TAKUT KEPADA ALLAH……” (HR.At-Tirmidzi, an-Nasaa’i dan al-Hakim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3324, hadits dari Abu Hurairah).

Ya Allah, lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena takut kepada-Mu…!

Ya Allah, lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena mengharap ampunan-Mu…!

Ya Allah, lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena bertaubat kepada-Mu…!

Ya Allah, gantikan air mata kami yang menetes karena-Mu dengan air penyejuk yang akan menyejukkan kami dari panasnya api neraka-Mu…!

Ya Allah…
tidak ada satupun yang tersembunyi di mata-Mu…
Engkau Maha Mengetahui siapa kami sebenarnya…

terlalu banyak dosa yang telah kami kerjakan…
terlalu banyak maksiat yang telah kami lakukan…
terlalu banyak waktu yang telah kami lalaikan…
terlalu banyak nikmat yang tidak kami syukuri…
terlalu banyak orang yang telah kami zhalimi…

alangkah malunya kami yang banyak dosa…
alangkah hinanya kami yang banyak maksiat…
alangkah kotornya kami yang banyak berbuat kesalahan…

tapi…

Engkau masih memberikan kami kesempatan untuk menengadahkan tangan kepada-Mu…
Engkau masih memberikan kami kesempatan untuk memohon rahmat dan ampunan-Mu…
bersihkanlah dosa-dosa kami…
angkatlah dosa-dosa kami…

Berilah kesempatan pada sisa umur yang Engkau berikan kepada kami…
jangan Engkau cabut hidayah yang telah Engkau berikan kepada kami…
berilah kesempatan taubat sebelum kami wafat…
dapat rahmat-Mu saat kami wafat…
dapat ampunan-Mu setelah kami wafat…

Kami orang yang malang yang membutuhkan…
yang minta pertolongan dan perlindungan…
yang gemetar dan takut…
yang mengakui dosa-dosa…

Kami meminta kepada-Mu seperti orang miskin…
berdoa sepenuh hati kepada-Mu seperti pendosa yang hina…
memohon kepada-Mu dengan permohonan orang yang takut lagi buta…
air matanya tumpah karena-Mu…
tubuhnya merendah kepada-Mu…
hidungnya menghinakan diri kepada-Mu…

Ya Allah…

Apabila telah tiba masa kematian kami
maka wafatkanlah kami
dalam keadaan beriman…
dalam keadaan islam…
dalam keadaan berdzikir…
dalam kelezatan beribadah…
dalam kerinduan berjumpa dengan-Mu…
dalam keadaan husnul khatimah…

Alangkah bahagianya…
seandainya maut menjemput sedang berurai air mata merasakan manisnya iman dalam sujud penghambaan dan rindu akan perjumpaan dengan-Nya…

Wallahul Muwaffiq (NUB)

FENOMENA 8 DI ATAS 3

#Copas tetangga sebelah.

Fenomena 8 atas 3…

Kemarin saya berkesempatan sholat Jum’at di Masjid “Ukhuwah Islamiyah” Kampus UI Depok. Masjidnya megah, indah, rapi, bersih dan sangat nyaman..lokasinya bersebelahan dengan danau yg asri dan dikelilingi oleh hutan yg rimbun..sungguh sangat menyenangkan dan menyejukkan hati…

Jama’ahnya penuh, membludak sampai ke halaman masjid..sebagian besar adalah “Civitas Academica” UI.. Ada dosen, karyawan, satpam..ada pula tamu yg sedang berkunjung ke kampus UI (termasuk saya)..namun yg dominan adalah para mahasiswa UI dengan penampilan dan ransel khasnya.. Jum’atan di tengah2 mahasiswa begini..mengingatkan saya pada suasana di masjid Salman ITB..ketika masih menjadi mahasiswa di sana 35an tahun yg lalu..ya, suasana khas mahasiswa yg tdk bisa dilupakan…

Khotibnya kemarin bernama Ustadz Kusdinar Mph, salah satu dosen di FKM UI..penampilannya sederhana, berbaju batik, berkopiah putih..wajahnya bersih dan berjenggot rapi..pembawaannya kalem dan murah senyum..tapi isi khotbah dan cara pembawaannya luar biasa…

Tutur katanya santun, intonasi suaranya mantab, lugas dan tajam..sampai2 setelah selesai sholat Jum’at beberapa orang menyalaminya..diantaranya ada Bung Marwan Batubara (Direktur Eksekutif Iress/Pengamat Energi yg sering tampil di TV)..dan sayapun juga menyalaminya sambil berkata:”Wah khotbahnya bagus pak..kapan2 saya undang ya utk kasih kajian di masjid kami”…

Lantas apa sih isi khotbahnya yang lugas dan tajam itu.?? Mengawali khotbahnya, sang khotib menyebut topik khotbahnya berjudul “Fenomena 8 atas 3”..wah apakah itu..? Woow, judul yg unik..saya sendiripun ber-tanya2..apa gerangan isinya..??

Beliau lantas mengutip firman Allah dlm Q.S. At Taubah:24 yg artinya:”Katakanlah:’jika bapak2, anak2, saudara2, isteri2, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-NYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA’. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yang fasik”…

Sang khotibpun lalu menjelaskan, apabila 8 hal di atas (akronimnya “BASIK-HPT”) lebih kita cintai dari pada Allah, Rasulullah & Jihad fi sabilillah (3 hal di atas)..maka kita termasuk org2 yg fasik..yg tdk akan mendapat petunjuk..dan apa akibatnya kalau kita tdk mendapat petunjuk.?? Kita akan tersesat..yg berujung pada “su’ul khotimah” dan akan berakhir di neraka jahanam.. Na’udzubillahi mindzalik…

Dalam kehidupan se-hari2..dewasa ini banyak dijumpai fenomena dimana kita lebih mencintai atau lebih mementingkan atau lebih tunduk/takut kepada hal2 selain Allah Ta’ala.. Ya, tanpa disadari..telah muncul “berhala2” baru ditengah2 kita..yg tanpa kita sadari pula telah melalaikan dan menyesatkan kita…

Sang khotib lantas mengambil contoh sederhana..dan karena audience-nya para dosen dan mahasiswa UI, maka yg dijadikan contoh adalah apa yg terjadi di ruang perkuliahan di UI.. Beliau prihatin karena tdk pernah melihat ada mahasiswa yg berani “mengacungkan tangan” dan minta agar dosen menghentikan kuliahnya ketika sdh terdengar “adzan” berkumandang..apa artinya ini..??

Ya, artinya para mahasiswa lebih mementingkan kuliahnya daripada memenuhi panggilan sholat..dan mereka lebih takut kepada dosennya daripada kepada Allah SWT.. Wooww kritikan pedes nih buat para mahasiswa UI..ujar saya dalam hati…

Namun beliau juga menyesalkan para dosen yg tidak mau menghentikan kuliahnya saat adzan berkumandang..atau mengatur waktu kuliahnya agar tidak menabrak waktu adzan..padahal sang dosen punya kuasa utk mengaturnya..apa artinya ini..??

Ya, artinya para dosen lebih mementingkan pekerjaannya daripada memenuhi panggilan sholat..yg berarti pula mereka lebih mencintai pekerjaannya daripada Allah dan Rasul-Nya.. Nah lho..kena sentil pulak nih para dosen UI..yg nota bene sih temen sejawat beliau sendiri..he..he…

Fenomena seperti ini juga terjadi di mana2..shg tidak heran kalau masjid2 di Indonesia sepi dari sholat fardhu berjamaah..sungguh menyedihkan… Hal ini bertolak belakang dengan fenomena yg ada di Turki.. Khotib pun lalu bercerita bahwa beliau baru pulang dari kunjungan ke Turki beberapa hari yg lalu…

Nah, salah satu agenda beliau di sana adalah utk “membuktikan” apakah informasi yg beredar di grup2 WA/Milis bahwa di Turki sedang marak dengan gerakan sholat fardhu berjama’ah di masjid (terutama Shubuh) itu benar adanya..atau sekedar propaganda saja..?? Lalu bagaimana kenyataannya..??

Pada satu kesempatan beliau sengaja datang ke masjid sebelum adzan Shubuh berkumandang..dilihatnya baru ada 3 shaf yg terisi jama’ah.. “Wah jangan2 nggak bener nih info di tanah air” begitu ujar beliau dalam hati… Antara adzan dan iqomat ada jeda sekitar 10 menit yg diisi dengan lantunan ayat suci Al Qur’an yg dibaca secara live oleh pengurus masjid…

Nah saat iqomat dikumandangkan, beliau berdiri dan menengok ke belakang..betapa kagetnya beliau.. dilihatnya sesuatu yg sangat mena’jubkan.!! Ternyata masjid telah dipenuhi jama’ah..bahkan sampai luber ke halaman..dan yg membuatnya lebih ta’jub..hampir semua jama’ah pakai jas, rapi dan wangi…

Masyaallah..begitu taat dan hormatnya mereka kpd Sang Pencipta.. Coba lihat, utk menghadap Allah Ta’ala mereka menggunakan pakaian terbaik yg dipunyainya (kalau di Indonesia mah banyak yg hanya pakai kaos oblong).. Sungguh luaar biasa dan menggetarkan jiwa..Allahu akbar.!!!

Ustadz Kusdinar pun melanjutkan khotbahnya..Allah SWT telah memberikan solusi, bagaimana menyikapi fenomena 8 atas 3 di atas..shg dapat terhindar dari kefasikan..lalu beliau mengutip firman Allah dlm Q.S. At Taubah:112 yg artinya:”Mereka itu adalah orang2 yg bertaubat, yg beribadat, yg memuji, yg melawat, yg ruku’, yg sujud, yg menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yg memelihara hukum2 Allah. Dan gembirakanlah orang2 mu’min itu”…

Di awali dengan bertaubat krn manusia tempat salah dan khilaf..lalu beribadah kpd Allah (menjalankan perintah2-Nya dan menjauhi larangan2-Nya)..selalu berdzikir dan memuji keagungan Allah sbg wujud rasa syukur atas karunia-Nya..melakukan lawatan2 dlm rangka menuntut ilmu-Nya..bersikap rendah hati (humble) krn menyadari diri kecil/lemah sbg manifestasi ruku’ & sujud kpd Allah dlm sholatnya..dan istiqomah dalam menjalankan dan memelihara hukum2 Allah…

Nah, laksanakan resep ini..

Wallahu ‘alam bissawab… Semoga bermanfaat..khususnya buat kita semua…

=====!!=====
Dari Group WA

RENUNGAN

Renungan
Dari Ustadz Yusuf Mansur

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُ#هُ
Suatu tanda bahwa hari kebangkitan akan tiba sebentar lagi::
4:00 pagi kita bangun solat subuh, kemudian kita bersiap2 utk ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, hari masih gelap.

Mungkin kita anggap hari ini akan hujan, jadi abaikan.

Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap.

Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam..mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi.

Jadi abaikan saja.

Tapi kalo jam 14:00 pm pun hari masih gelap.. pertanda apa itu?..

keesokkan pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahawa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya..dan begitu juga dengan lusa..masih tidak ada lagi matahari..

Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari, tetapi jangan terkejut karena matahari telah terbit dari sebelah barat..

Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!!

Maka telah tertutuplah pintu taubat..

Saat itu, kita akan lihat satu fenomena luar biasa di mana golongan kaya akan keluarkan semua harta utk diinfakkan,

golongan yang tidak pernah baca quran, 24 jam baca quran,

golongan yang tak pernah solat jemaah akan berlari2 menunaikan solat secara berjemaah..

tapi sayangnya semuanya sudah tidak berguna lagi..

Bismillahirrahmanirrahim.

Kenapa kita tidur saat Allah memanggil?

Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film selama 3 jam?

Kenapa kita bosan saat baca al-qur’an?

Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?

Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah?

Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?

Kenapa masjid semakin kecil?

Tapi bar dan club semakin besar?

Kenapa kita lebih sangat senang menyembah ARTIS?

Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH?

Pikirkan itu !!!

Apakah anda akan menforward pesan ini?

Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan kawan yang lain?

Allah Berkata: “Jika kamu menyangkal Aku di depan teman-temanmu, Aku akan menyangkal kamu pada saat hari penghakiman…”

“Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala

-renungkanlah..

Bacalah
KIAMAT menurut Agama Islam di tandai dgn:

  • Kemunculan Imam Mahdi
  • Kemunculan Dajjal
  • Turunnya Nabi Isa (AS)
  • Kemunculan Yakjuj dan Makjuj

  • Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

  • Pintu pengampunan akan ditutup

  • Dab’bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang sebenar2nya

  • Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

  • Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

  • Pemusnahan/runtuhnya Kabah

  • Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap

  • Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

  • Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
“Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak”

Kita bisa kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.

Allah berfirman : “jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu”