TADABBUR QUR’AN Q.S AL QURAISY

Quraisy, ayat 1-4

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Surat ini menurut Mushaf Induk terpisah dari surat yang sebelumnya, mereka menuliskan di antara keduanya baris pemisah, yaitu Bismillahir Rahmanir Rahim, sekalipun bila dipandang dari segi maknanya dengan surat yang sebelumnya mempunyai kaitan yang erat. Hal ini dijelaskan oleh Muhammad ibnu Ishaq dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Dengan alasan karena makna yang dimaksud ialah Kami menahan pasukan bergajah dari Mekah dan Kami binasakan pula para pemiliknya, demi kebiasaan orang-orang Quraisy. Yakni untuk memelihara kelestarian kebiasaan dan terhimpunnya mereka di negerinya dalam keadaan aman.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud dengan Ilaf ialah tradisi mereka dalam melakukan perjalanan di musim dingin ke negeri Yaman dan di musim panas ke negeri Syam untuk tujuan berniaga dan lain-lainnya. Kemudian mereka kembali ke negerinya dalam keadaan aman tanpa ada gangguan di perjalanan mereka. Demikian itu karena mereka dihormati dan disegani oleh orang lain, mengingat mereka adalah penduduk kota suci Allah. Maka siapa yang mengenal mereka, pasti menghormati mereka. Bahkan barang siapa yang dipilih oleh mereka untuk menjadi teman perjalanan mereka, maka ia ikut aman berkat keberadaan mereka.
Demikianlah keadaan mereka dalam perjalanan dan misi mereka di musim dingin dan musim panas. Adapun mengenai keadaan mereka bila menetap di kota mereka, maka disebutkan oleh firman-Nya:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنا حَرَماً آمِناً وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ
Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedangkan manusia sekitarnya rampok-merampok. (Al-‘Ankabut: 67)
Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
{لإيلافِ قُرَيْشٍ}
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (Quraisy: 1-2)
Ilaf yang kedua menjadi badal dan tafsir dari yang pertama, untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
{إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ}
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. (Quraisy: 2)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar ialah bahwa lam dalam permulaan ayat surat ini menunjukkan makna ta’ajjub, seakan-akan disebutkan bahwa kagumlah kamu kepada kebiasaan orang-orang Quraisy dan nikmat-Ku yang telah Kulimpahkan kepada mereka dalam hal tersebut.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa menurut kesepakatan kaum muslim, kedua surat ini merupakan surat yang masing-masing berdiri sendiri dan terpisah dari yang lainnya.
Kemudian Allah Swt. memberi mereka petunjuk untuk bersyukur atas semua hikmat yang besar ini, melalui firman-Nya:
{فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ}
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). (Quraisy: 3)
Yakni hendaklah mereka mengesakan-Nya dalam menyembah-Nya, sebagaimana Dia telah menjadikan bagi mereka kota yang suci lagi aman dan Ka’bah yang disucikan. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
إِنَّما أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَها وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (An-Naml: 91)
Firman Allah Swt.:
{الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ}
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar. (Quraisy: 4)
Yaitu Dia adalah Tuhan Pemilik Ka’bah ini, Dialah yang memberi mereka makan agar tidak lapar.
وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Quraisy: 4)
Allah telah memberikan karunia keamanan dan banyak kemurahan kepada mereka, maka hendaklah mereka menyembah-Nya dengan mengesakan-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan janganlah mereka menyembah-Nya dengan yang lain-Nya, baik berhala maupun patung atau lain-lainnya yang mereka persekutukan dengan-Nya. Karena itulah barang siapa yang memenuhi perintah ini, maka Allah menghimpunkan baginya keamanan di dunia dan keamanan di akhirat nanti; dan barang siapa yang durhaka kepada-Nya, maka Allah Swt. mencabut keduanya dari dia. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيها رِزْقُها رَغَداً مِنْ كُلِّ مَكانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذاقَهَا اللَّهُ لِباسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِما كانُوا يَصْنَعُونَ وَلَقَدْ جاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذابُ وَهُمْ ظالِمُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya dengan melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (An-Nahl: 112-113)
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو العَدَني، حَدَّثَنَا قَبِيصة، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “وَيْلُ أُمِّكُمْ، قُرَيْشٍ، لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Amr Al-Gaziy, telah menceritakan kepada kami Qubaisah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Lais, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, hai Quraisy, karena adanya surat Quraisy ini.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Mu-ammal ibnul Fadl Al-Harrani, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, dari Abdullah ibnu Abu Ziyad, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Usamah ibnu Zaid yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
لِإِيلافِ قُرَيْشٍ إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتاءِ وَالصَّيْفِ وَيَحْكُمُ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَكُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَكُمْ مِنْ خَوْفٍ
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musimpanas. Celakalah kalian, hai golongan orang-orang Quraisy, sembahlah oleh kalian Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah) yang telah memberi kalian makan dari kelaparan dan memberi kalian keamanan dari rasa takut.
Demikianlah yang telah kusaksikan hadis dari Usamah ibnu Zaid. sebenarnya dari Asma binti Yazid ibnus Sakan Ummu Salamah Al-Ansariyyah r.a. Barangkali terjadi salah penyalinan dari asal riwayatnya; hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui.
Demikianlah akhir tafsir surat Quraisy, segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya.

====={Group WA}=====

Sekolah KNOWING vs Sekolah BEING

Kantor kami, perusahaan PMA dari Jepang, mendapat pimpinan baru dari perusahaan induknya. Ia akan menggantikan pimpinan lama yang sudah waktunya kembali ke negaranya.

Sebagai partner, saya ditugaskan untuk mendampinginya selama ia di Indonesia. Saya memperkenalkan kepadanya relasi, dan melihat objek wisata kota Jakarta dan Bandung.

Pada saat kami ingin menyeberang jalan, teman saya ini selalu berusaha untuk mencari zebra cross. Berbeda dengan saya dan orang Jakarta yang lain, dengan mudah menyeberang di mana saja sesukanya.

Teman saya ini tetap tidak terpengaruh oleh situasi. Dia terus mencari zebra cross ataupun jembatan penyeberangan setiap kali akan menyeberang. Padahal di Indonesia tidak setiap jalan dilengkapi dengan sarana seperti itu.

Yang lebih memalukan, meskipun sudah ada zebra cross tetap saja para pengemudi tancap gas, tidak mau mengurangi kecepatan guna memberi kesempatan pada para penyeberang.

Teman saya geleng-geleng kepala mengetahui perilaku masyarakat kita. Akhirnya saya coba menanyakan pandangannya mengenai fenomena menyeberang jalan.

Saya bertanya, mengapa orang-orang di negara ini menyeberang tidak pada tempatnya, meskipun mereka tahu bahwa zebra cross itu adalah sarana untuk menyeberang jalan. Sementara mengapa dia selalu konsisten mencari zebra cross meskipun tidak semua jalan di negara kami dilengkapi dengan sarana tersebut.

Pelan-pelan dia menjawab pertanyaan saya, “It’s ALL HAPPENS BECAUSE OF THE EDUCATION SYSTEM.”

Saya kaget juga mendengar jawabannya.

Apa hubungannya menyeberang jalan sembarangan dengan sistem pendidikan?

Dia melanjutkan penjelasannya, “Di dunia ini ada 2 jenis sistem pendidikan, yang pertama adalah sistem pendidikan yang hanya menjadikan anak-anak kita menjadi makhluk ‘KNOWING’ atau SEKEDAR TAHU SAJA, sedangkan yang kedua sistem pendidikan yang mencetak anak-anak menjadi mahluk ‘BEING’.

Apa maksudnya?

Maksudnya, sekolah hanya bisa mengajarkan banyak hal UNTUK DIKETAHUI PARA SISWA. Sekolah TIDAK MAMPU MEMBUAT SISWA MAU MELAKUKAN APA YANG DIKETAHUI SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPAN NYA.

Anak-anak tumbuh hanya menjadi ‘MAHKLUK KNOWING’, hanya sekedar ‘MENGETAHUI’ bahwa:
» ZEBRA CROSS adalah TEMPAT MENYEBERANG.
» TEMPAT SAMPAH adalah UNTUK MENARUH SAMPAH.

Tapi “MEREKA TETAP AKAN MENYEBERANG DAN MEMBUANG SAMPAH SECARA SEMBARANGAN”.

Sekolah semacam ini BIASANYA MENGAJARKAN “BANYAK SEKALI MATA PELAJARAN”.

Tak jarang membuat para siswanya STRESS, PRESSURE dan akhirnya MOGOK SEKOLAH.

“SEGALA MACAM DIAJARKAN” dan BANYAK HAL DIUJIKAN, “TETAPI TAK SATUPUN DARI SISWA YANG MENERAPKANNYA SETELAH UJIAN”.

Ujiannya pun HANYA SEKEDAR TAHU, ‘KNOWING’.

Di negara kami, sistem pendidikan BENAR-BENAR DIARAHKAN UNTUK MENCETAK MANUSIA-MANUSIA YANG “TIDAK HANYA TAHU apa yang benar tetapi MAU MELAKUKAN APA YANG BENAR SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPANNYA’.

Di negara kami, anak-anak hanya diajarkan 3 mata pelajaran pokok:
1. Basic Science
2. Basic Art
3. Social

Dikembangkan melalui praktek langsung dan studi kasus dan dibandingkan dengan kejadian nyata di seputar kehidupan mereka. Mereka tidak hanya TAHU, mereka juga MAU menerapkan ilmu yang diketahui dalam keseharian hidupnya.

Anak-anak ini juga TAHU PERSIS ALASAN MENGAPA MEREKA MAU atau TIDAK MAU MELAKUKAN SESUATU.

Cara ini mulai diajarkan pada anak sejak usia mereka masih sangat dini agar terbentuk sebuah kebiasaan yang kelak akan membentuk mereka menjadi makhluk ‘BEING’, yakni MANUSIA-MANUSIA YANG MELAKUKAN APA YANG MEREKA TAHU BENAR.”

Betapa sekolah begitu MEMEGANG PERAN YANG SANGAT PENTING BAGI PEMBENTUKAN PERILAKU DAN MENTAL ANAK-ANAK BANGSA.

Tidak hanya sekadar berfungsi sebagai “LEMBAGA SERTIFIKASI” yang “HANYA MAMPU MEMBERI IJAZAH” kepada para anak bangsa.

KARAKTER, PERILAKU dan KEJUJURAN adalah landasan untuk membangun anak didik yang LEBIH BERADAB DALAM BERPERILAKU.

BUKAN SEKEDAR ANGKA-ANGKA AKADEMIK seperti yang tertera di buku-buku raport sekolah ataupun Indeks Prestasi IPK.

KEJUJURAN dan ETIKA MORAL adalah PRIORITAS UTAMA, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian, karena SETIAP ANAK TERLAHIR PINTAR dan pendidikan itu sendiri adalah perkembangan.

Oleh sebab itu, seyogyanya, kita TIDAK PERLU TERLALU RISAU jika seorang anak belum bisa calistung (baca tulis hitung) saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD sekalipun. Tapi mestinya harus peduli jika seorang anak TIDAK JUJUR dan BERETIKA BURUK.

Pendidikan itu BUKAN PERSIAPAN UNTUK HIDUP, karena PENDIDIKAN ADALAH KEHIDUPAN SEPANJANG HIDUP.

====={GROUP WA}=====

AGAR MENGHAFAL AL-QUR’AN TERASA NIKMAT

UBAH CARA KITA MENGHAFAL AL-QU’RAN 
8 HAL AGAR MENGHAFAL AL-QUR’AN TERASA NIKMAT
Berikut ini adalah 8 hal yg insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.
Tips ini kami dapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan.
Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.
Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau.
“ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??”
“SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai.
Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???”
“targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden.
“Mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya.
“pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.
Menggelitik, tapi sarat makna.Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaithan”…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yg penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau beserta sedikit penjelasan dari saya.
1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yg berbeda2 pada tiap orang.
Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.
Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yg sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya,
Maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.
Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal.
Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah.
1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe.
Toh 1 huruf 10 pahala bukan??
So jangan buru2… 

Tapi ingat!
Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’
3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR.
Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan??
Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja.
Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam).
Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN.
Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang??
Setialah bersama Al-Qur’an.
4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita.
Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe.
Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.
Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yg dirindukan ayat..
5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya.
Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2.
Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.
Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak.
Menghafalpun demikian.
Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2.
Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN“
Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman.
Sudah hampir separuh surat kita hafal.
Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yg akan dihafal.
Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.
Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam.
1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!! 

5 persen untuk qur’an
8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita.
Bacaan tidak bertajwid yg ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).
Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.
NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait…
Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi.. 

Mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal.
Kami yakin ada yg tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yg wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.
Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yg marketable.
Percayalah.. 

1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.
Dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE.
Satu lagi.. seringkali teman kita menakut2i “jangan ngafal.. awas lho, kalo lupa dosa besar”.. hey, yg dosa itu MELUPAKAN, bukan LUPA.
Imam masjidil Harom pernah lupa sehingga dia salah ketika membaca ayat, apakah dia berdosa besar???
Oke ya… 

Semoga kita masuk syurga dengan jalan menghafal Qur’an. Amiin…selamat menghafal.
(Catatan dari Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al Quran )

PEMBANGUNAN FASILITAS KELAS UNTUK PENGHAFAL AL-QUR’AN, pptqqoryatulquran

INFAQ KITA INVESTASI AKHIRAT KITA
Dengan Rp. 10 Ribu, Kita sudah bisa ikut mendukung dan mensukseskan Pembangunan Unit Kelas Penghapal Al Qur’an di Ponpes Qoryatul Qur’an. Lanjutkan membaca “PEMBANGUNAN FASILITAS KELAS UNTUK PENGHAFAL AL-QUR’AN, pptqqoryatulquran”