BUKA BERSAMA PPTQ QORYATUL QUR’AN PA/I BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR

Ahad, 27 Mei 2018. Kegiatan kajian dan buka bersama Ponpes Qoryatul Qur’an, Takmir Masjid Al Muttaqin Pucung dan masyarakat desa Karang mojo. Tausyiah oleh ust Harjanto dari Sukoharjo. Mengambil tema Mulia dengan Al Qur’an. Hadir Pengurus Yayasan, Asatidz Putra dan Putri, Takmir Masjid, Sesepuh masyarakat dan masyarakat. Peserta kurang lebih 500 orang (santri 175). Semoga mempererat tali silaturahim antara segenap keluarga pondok dan masyarakat.

Sambutan bapak ketua yayasan menyampaikan permohonan dukungan doa dari warga untuk pengecoran asrama pondok putri yg insya Allah dilaksanakan hari Selasa bada ashar. Beliau juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat mewakili keluarga pesantren apabila dalam setahun aktivitas belajar dan kegiatan pesantren ada hal2 yg kurang berkenan. Dengan harapan semoga ke depan silaturahim pesantren dan masyarakat semakin erat.

Gallery Foto:

FAKTA SEJARAH ISLAM DI INDONESIA YG DIBELOKKAN OLEH BELANDA !!

SEJARAH ISLAM PERTAMA KALI MASUK KE INDONESIA, YG BELUM DIKETAHUI OLEH UMAT ISLAM

Mau tanya, adakah diantara kita yg pernah membaca buku sejarah bahwa Sahabat Nabi Ali bin Abi Talib pernah ke Jepara Indonesia?

====================
💎 Islam masuk ke indonesia pada kekhalifahan Generasi Terbaik (Khulafaur Rasyidin) 💎

Islam pertama kali masuk ke indonesia BUKAN melalui jalur perdagangan dan bukan dalam hal perekonomian.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman ﷺ :

وَماَ أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ –

🌿 “Dan Kami tidak mengutus engkau melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (Qs. AL-Anbiya:107)

👉 Ali bin Abi Thalib, pernah datang dan berdakwah di Garut, Cirebon, Jawa Barat (Tanah Sunda), Indonesia, tahun 625 M. [1]

👉 Ja’far bin Abi Thalib, berdakwah di Jepara, Kerajaan Kalingga, Jawa Tengah (Jawa Dwipa), Indonesia,sekitar tahun 626 M. [2]

👉 Ubay bin Ka’ab, berdakwah di Sumatera Barat, Indonesia, kemudian kembali ke Madinah. Sekitar tahun 626 M. [3]

👉 Abdullah bin Mas’ud, berdakwah di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah sekitar tahun 626 M. [4]

👉 ‘Abdurrahman bin Mu’adz bin Jabal, dan putera-puteranya Mahmud dan Isma’il, berdakwah dan wafat dimakamkan di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sekitar tahun 625 M. [5]

👉 Akasyah bin Muhsin Al-Usdi, berdakwah di Palembang, Sumatera Selatan dan sebelum Rasulullah Wafat, ia kembali ke Madinah sekitar tahun 623 M. [6]

👉 Salman Al-Farisi, berdakwah Ke Perlak, Aceh Timur dan Kembali Ke Madinah sekitar tahun 626 M. [7]

“keterangan: ( [1] s/d[7] bisa dilihat dibawah, di footnote)”

Seperti yg kita ketahui sebelumnya di pelajari di sekolah bahwa islam datang melalui pedagang gujarat india. *Padahal bukan seperti Itu.

Ini cara para orientalis, yang disebarkan oleh orientalis terkemuka Belanda, yg pertama kali bernama “J. Pijnapel” lalu “Snouck Hurgronje” yg notebene “ingin menutupi sejarah bahwa Indonesia adalah bagian pada kekhilafahan Utsman bin affan.
Oleh karena itu Indonesia patut diperhitungkan.

📝*_Demi mencapai tujuannya itu, ia mempelajari bahasa Arab, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya_

🔎 Sebuah artefak ditemukan bahwa saat itu di indonesia tepatnya dipulau jawa yaitu KALINGGA, Jepara.

Pada tahun 640-650 M ada sebuah kerajaan yg ratunya adil bernama RATU SIMA dan anaknya bernama RATU JAYISIMA.

🌟Ketika itu ada seorang dari tanah arab yg diutus pada masa Utsman bin Affan dari BANI UMAYYAH. Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama (Muawiyah bin Abu Sofyan) setelah masa Khulafar Rasyidin.

Lalu singgah di Kalingga-Jepara, kemudian Ratu Sima dan Putrinya masuk islam dan memerintah dari tahun 646-650 M, dan islam belum berkembang saat itu, lalu ditandai adanya surat-menyurat atau korespondesi antara Ratu Sima pada masa Bani Umayyah untuk di datangkan guru-guru untuk berdakwah.

Surat-surat mereka sekarang tersimpan di MUSEUM GRANADA, SPANYOL. Indonesia adalah salah satu sasaran atau tujuan sahabat-sahabat nabi untuk berdakwah.

↪ Setelah masa kekhalifahan Utsman Bin Affan, lalu Ali bin Abu Thalib & kemudian di gantikan oleh tabi’in UMAR BIN ABDUL AZIZ yg memerintah pada tahun 711 M.

➿ Pada 7 tahun kemudian tepatnya 718 M, Khalifah UMAR BIN ABDUL AZIZ & anaknya ABDUL MALIK telah menginjakan kaki di Palembang – Sumatra Selatan.

➿ Pada waktu itu Palembang dipimpin oleh seorang Raja Sriwijaya yg bernama RAJA SRINDRA VARMA.

Ternyata dakwah Umar bin Abdul Aziz membuat Raja tertarik lalu masuk islam.

📌Terbukti di makamnya tertuliskan kalimat Lailla hailallah Muhammad Rasulullah.

Lalu di tandai juga ada surat-menyurat (korespondensi) antara Raja Srindra Varma dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz yg juga untuk meminta didatangkannya para guru untuk berdakwah. Yg kini surat-suratnya di simpan di Museum Oxford, inggris.

Setelah Rasulullah ﷺ wafat, sahabat-sahabat nabi menyebar keseluruh penjuru dunia untuk berdakwah profesi mereka yg utama pada waktu itu.

Benarlah akan nubuwah Rasulullah ﷺ bersabda:

“Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah.

Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku.

“Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.”
📃 (HR Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al jami’ no. 2549)

Sejak 633 M Rasulullah ﷺ wafat⤵
(maka khulafaur Rasyidin yg memimpin)
~Thn 634 M kekhalifahan Abu Bakar = 2 thn
~Thn 644 M kekhalifahan Umar Bin Khattab = 10 thn
~Thn 657 M kekhalifahan Utsman Bin Affan = 13 thn
~Thn 661 M kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib = 5 thn.
Jadi totalnya adalah selama 30 thn.

Inilah 30 tahun masa khilafah ala manhaj nubuwwah, seperti disebutkan oleh Nabi shallalahu alaihi wa sallam.

🌟 Bahwa kehebatan & keistimewaan Nabi Muhammad ﷺ dalam memimpin strategi dakwah islam ke seluruh dunia.

Dengan mendalami atau memahami sejarah maka Aqidah kita akan lurus yg harus dibarengi dengan akhlakul karimah.

Semoga Bermanfaat…Wa billahi taufiq walhidayah..

▫▫▫▫▫▫▫▫▫
Perlu diketahui:

➰ Bilal Bin Rabbah tidak dimakamkan di Saudi Arabia melainkan di Damascus.

➰ Sa’ad Bin Abi Waqas tidak dimakamkan di madinah atau mekkah melainkan di Guang Zsu (Cina).

➰ Abu Kasbah berdakwah dan dimakamkan di Tiongkok.

~~~~~~~~~~☆~~~~~~~
🔹Footnote:

[1] Sumber: H. Zainal Abidin Ahmad, Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang, 1979; Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)

[2] Sumber: Habib Bahruddin CV), 1929, h.33)

[3] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.35

[4] Sumber: G. E. Gerini, Futher India and Indo-Malay archipelago

[5] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.38

[6] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39; Pangeran Gajahnata, Sejarah Islam Pertama Di Palembang, 1986; R.M. Akib, Islam Pertama di Palembang, 1929; T. W. Arnold, The Preaching of Islam, 1968.

[7] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39.

🔘 Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)

🔘 Prof. Dr. HAMKA; Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cet. III; Jakarta;

Sumber: Muamalah Santri

SAFARI DAKWAH RAMADHAN 1439 H, PPTQ Qoryatul Qur’an Sukoharjo

Ahad, 20 Mei 2018. Bagian dakwah #pondokpesantren #tahfizhulquran #qoryatulquran melepas dan menyerahkan kafilah safari dakwah Ramadhan kloter pertama. Dengan 3 masjid tujuan;
1. Masjid Al Falah Sraten Tegalsari, Weru (BP. Sukino)
2. Masjid An Nur Sidowayah, Ngerco, Weru (Bp. Wakid)
3. Masjid Al Inayah Pengkol, Jatingarang, Weru (Bp. Darmono)
Safari dakwah Ramadhan kloter pertama ini berlangsung selama sepuluh hari terhitung mulai tanggal 20 s/d 30 Mei 2018.
Kloter kedua insyaAllah akan diberangkatkan tanggal 24 Mei 2018.

Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah kita pada bulan Ramadhan tahun ini. Dan bagi santri yang diamanahi semoga kalian mendapat ilmu dan Hikmah dari kegiatan mulia ini. Amin

====={Galery foto}=====

LIMA NASEHAT DI DEPAN PINTU GERBANG RAMADHAN

📖NASEHAT SYAIKH ABDURRAZAQ BIN ABDUL MUHSIN AL BADR HAFIDZAHULLAH

▪PERTAMA▪

Hendaknya kita merasa sangat bahagia dengan datangnya bulan Ramadhan serta menyambut kehadirannya dengan penuh suka cita. Agar Ramadhan memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi di hati kita. Kita patut bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla atas nikmat berjumpa dengan Ramadhan.

Betapa banyak manusia yang menjumpai bulan Ramadhan tahun lalu dan bulan-bulan lain sebelum Ramadhan ini namun ajal memutus mereka sehingga tak bisa menjumpai Ramadhan tahun ini. Padahal sebelumnya mereka menanti-nanti berjumpa dengannya.
Kita tidaklah tahu, terkadang sebagian orang tidak dapat bertemu dengan Ramadhan sama sekali dan sebagian orang menjumpainya hanya di sebagian bulan saja.
Karena itu sudah sepantasnya seorang Muslim bersemangat memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat dipertemukan dengan Ramadhan.

Tidak diragukan lagi bertemu dengan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiyat, penuh keselamatan serta memiliki keimanan adalah nikmat yang besar nan agung maka sudah selayaknya engkau menimbang dan mengetahui kedudukannya.

Diantara bentuk rasa syukurmu atas nikmat Allah ini adalah engkau bersemangat dan bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan kepada-Nya, menunaikan kewajiban yang Allah perintahkan dengan tekun, baik shalat, puasa dan amalan-amalan lain yang bisa mendekatkan diri kepada Allah serta menjauhi segala perkara yang diharamkan Allah Tabaraka Wa Ta’ala.

Diantara sunnah yang diajarkan Nabi Shallallahu
’alaihi wa sallam tatkala melihat hilal (permulaan bulan hijriyyah) beliau berdoa,

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا باليُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَة والإِسْلَامِِ ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ

“Ya Allah, tampakkan bulan kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.”
(📖HR. At Tirmidzi 3451, Ahmad 1397 dari hadits Thalhah bin Ubidillah radhiallahu’anhu)

Tatkala Allah memuliakanmu dengan nikmat bertemu Ramadhan sementara engkau melihat bulan sabit (awal bulan Ramadhan) maka berdoalah dengan doa ini.
Karena inilah doa yang dicontohkan Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam tatkala melihat bulan disetiap awal bulan (hijriyah).

▪KEDUA▪

Menyambut Ramadhan dengan taubat nasuha atas segala dosa dan kesalahan.
Setiap diri kita pasti pernah berbuat salah.
Sikap lengah, berlebihan, berfoya-foya, menyepelekan, lalai terhadap kewajiban. Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam,

كل ابن آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”

Bulan Ramadhan adalah waktu yang agung untuk bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. Betapa banyak manusia yang melakukan perbuatan melampaui batas, menyia-nyiakan ketaatan kepada Rabb-Nya dan bahkan bersegera melakukan perbuatan-perbuatan maksiat.
Akan tetapi tatkala bulan Ramadhan datang, hatinya tergerak melakukan amal kebaikan. Mereka merasakan pentingnya sebuah ketaatan dan kembali kepada Allah.
Lalu mereka menemukan penyesalan atas sikap lalainya kepada ketaatan dan pada akhirnya mereka bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla dengan taubat yang sebenar-benarnya.

Dan Allah Azza wa Jalla tidaklah menerima taubat seorang hamba kecuali taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya (taubat nasuha).

✨Taubat nasuha memiliki tiga syarat :

1⃣ Menyesali atas perbuatan dosanya.

2⃣ Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.

3⃣ Berhenti dan meninggalkan perbuatan tersebut.

Apabila taubat diiringi dengan tiga syarat diatas maka taubatnya diterima Allah Ta’ala.
Para ulama menambah syarat keempat yaitu :

4⃣ Jika perbuatan dosa tersebut berkaitan dengan hak manusia seperti mengambil harta orang lain atau pelanggaran lainnya maka wajib memenuhi syarat keempat ini yaitu mengembalikan hak orang lain yang telah ia rampas atau meminta kehalalan kepada pemiliknya. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk bertaubat kepada-Nya dengan taubat nasuha.

▪KETIGA▪

Perkara yang tak kalah penting yang harus kita perhatikan saat bulan Ramdhan yaitu menjaga ibadah puasa yang merupakan kewajiban kita di bulan mulia ini. Dalam menjalankan ibadah puasa, kedudukan manusia bertingkat-tingkat meskipun sama-sama menahan makan, minum dan pembatal puasa lainnya dari Subuh sampai matahari tenggelam.
Mereka bertingkat-tingkat dalam kesempurnaan, kebagusan ibadah puasanya.

Tatkala Nabi Shallallahu
’alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah yang paling banyak pahalanya ketika puasa? ”
Jawab Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam,

أكثرهم لله ذكرا

“Mereka yang paling banyak berdzikir kepada Allah.”
(📖HR. Ahmad 15614 dan Imam Thabrani 1887)

Kita ketahui bersama bahwa orang yang berpuasa bertingkat-tingkat dalam berdzikir kepada Allah, membaca Al Qur’an dan menjaga ketaatan pada Nya.

Sebagian orang menghabiskan malam dengan begadang dan menyia-nyiakannya lalu tatkala waktu Subuh tiba ia shalat dalam keadaan terkantuk-kantuk -jika ia termasuk orang yang menjaga shalat-.
Sebagian orang lagi terluputkan menunaikan shalat Dzuhur dan Ashar tepat waktu. Hendaknya seorang muslim bersemangat menyempurnakan ibadah puasanya, membaguskan serta mengisinya dengan dzikir kepada Allah, bersungguh-sungguh menaati-Nya, menjaga tilawah Al Qur’an, mendatangi majlis kebaikan, duduk di masjid serta memberi semangat jiwanya untuk bersungguh-sungguh beramal shalih.

▪KEEMPAT▪

Perkara paling penting yang harus diperhatikan seorang hamba tatkala menjalankan ibadah puasanya, hendaknya ia selalu mempraktekkan sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam,

من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(📖HR . Bukhari No 37, 1875 dan Muslim No 1268 )

Seorang Muslim wajib meniatkan puasanya karena keimanan dan mengharap pahala bukan karena kebiasaan orang disekelilingnya. Misalnya karena keluarganya, saudaranya dan teman-temannya puasa maka ia pun ikut puasa. Begitupula jangan berpuasa karena tidak ingin dicela orang lain dan dipanggil “orang yang berbuka.” Jangan berpuasa karena ingin pamer dihadapan orang lain, ingin dipuji dan disanjung mereka. Jangan sekali-kali berpuasa karena tujuan-tujuan diatas akan tetapi ia wajib berpuasa karena keimanan dan mengharap pahala. (Diantaranya) keimanan kepada kepada Allah, keimanan kepada janji-janji yang Allah Ta’ala berikan kepada orang yang berpuasa berupa pahala tanpa batas, keimanan kepada kewajiban puasa yang Allah tetapkan bagi hambaNya.

▪KELIMA▪

Perkara penting lainnya hendaknya kita senantiasa berpuasa dan beramal di bulan Ramadhan dengan niat untuk meraih ketakwaan.
Karena inilah tujuan utama pensyariatan ibadah puasa.
🕋 Sebagaimana Firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa .”

Adapun pengertian takwa adalah engkau menjalankan ketaatan kepada Allah diatas cahaya petunjuk dari Allah serta mengharapkan pahala-Nya.
Dan engkau meninggalkan kemaksiatan diatas cahaya petunjuk dari Allah serta takut akan adzab-Nya.

Lalu bagaimana puasa bisa membuahkan ketakwaan seorang hamba dan meningkatkan kadarnya?

Pada siang hari di sepanjang tahun seorang Muslim membiasakan diri pada perkara yang nyaman bagi dirinya. Ia terbiasa sarapan di waktu pagi, makan siang di waktu siang, dan minum-muniman yang segar.
Hal ini menjadi kebiasaannya setiap hari.
Akan tetapi tatkala bulan Ramadhan datang, kebiasaan ini ia tinggalkan dan ia jauhi semata-mata karena mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala.
Inilah esensi dari ketakwaan.

Orang yang sedang berpuasa nenahan diri tidak makan dan minum makanan yang tersaji dihadapannya meskipun ia seorang diri, tidak ada seorangpun yang melihatnya.
Akan tetapi ia tetap menahan diri karena ketaatannya kepada perintah Allah.

Inilah yang akan diperoleh seorang Muslim di siang hari bulan Ramadhan. Hendaknya ia tingkatkan kualitas seluruh hidupnya dengan menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi laranganNya.

Anda, yang menahan diri dari makan dan minum di siang hari bulan Ramadhan karena ketaatan kepada Nya.
Maka sudah selayaknya Anda juga menahan diri dari perkara yang Allah haramkan di setiap waktu dan keadaan.
Karena Rabb di bulan Ramadhan adalah Rabb di bulan-bulan seluruhnya Subhanahu wa Ta’ala.
Dzat yang wajib ditaati di bulan Ramadhan adalah Dzat yang wajib diataati di bulan-bulan lainnya.

Salah seorang ulama salaf ditanya tentang sejumlah orang yang hanya beribadah kepada Allah di bulan Ramadhan.
Mereka menjalankan perintah, menunaikan kewajiban hanya di bulan Ramadhan akan tetapi tatkala Ramadhan usai ia tinggalkan ibadah tersebut dan ia sia-siakan kewajibannya. Maka ulama salaf tersebut berkata,

بئس القوم لا يعرفون الله إلا في رمضان

“Sejelek-jelek orang adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja.”
(📖Lathaoif Ma’aarif hal.396)

Marji’ :

Wajaa a Syahru Ramadhan

🕌 Syaikh
Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr,
hafidzahullah.
〰〰〰〰〰〰〰〰